5R Adalah
Masing-masing huruf dalam 5R memiliki arti dan tujuan yang spesifik:
Terapkan 5R di Tempat Kerja
5R di Tempat Kerja: Kunci Sukses Produtivitas dan Keselamatan
5R adalah singkatan dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin. Konsep ini berasal dari Jepang dan telah diterapkan secara luas di berbagai industri untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keselamatan kerja. 5R merupakan suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang bertujuan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, aman, dan produktif.
Manfaat Penerapan 5R di Tempat Kerja:
Apa Manfaat Budaya 5R di Tempat Kerja?
Adapun manfaat 5R jika diterapkan pada lingkungan kerja. Berikut kami rangkum berbagai manfaat 5R adalah:
Pada intinya, manfaat 5R sangat berguna bagi suatu perusahaan agar menciptakan lingkungan kerja yang aktif dan memberikan citra yang baik pada lingkungan internal maupun eksternal.
Budaya 5R selaras dengan proses manajemen armada yang diterapkan oleh McEasy, mencangkup pengoptimalan sumber daya, peningkatan keselamatan, dan pemeliharaan disiplin dalam operasional armada. Teknologi McEasy yang mendukung prinsip-prinsip 5R membantu menciptakan operasional armada yang lebih efisien, aman, dan terorganisir dengan baik.
Apakah perusahaan transportasi Anda sudah mulai menerapkan metode 5R dengan fleet management? Segera terapkan budaya 5R dengan solusi Fleet Management. Jika Anda masih bingung, konsultasikan dengan ahli terkait Fleet Management dengan melalui tombol Ajukan Demo dan WhatsApp Kami.
5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin)
ditulis tanggal 22 June 2022
Budaya Kerja 5R terdiri dari:
Oleh: Rasikh Adila, S.HI.
Budaya Kerja 5R terdiri dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin merupakan konsep yang diadopsi dari manajemen Jepang, yang lebih banyakdiaplikasikan pada bidang industri. Dalam sejarahnya, industri Jepang dianggapsebagai ancaman yang demikian besar bagi industri di berbagai negara.
Sesunggguhnya industri Jepang tidak banyak memiliki keunggulan yangkomparatif. Jepang tidak cukup memiliki kekayaaan yang yang dapatdibanggakan, kecuali sumberdaya manusia yang berkualitas. Dalam indusriJepang, menurut Osada hubungan kerjanya paling harmonis, karenakaryawannya menyadari pentingnya mencari cara mengerjakan segala sesuatudengan lebih baik supaya pekerjaan mereka lebih mudah, hasilnya lebih baik dankehidupan mereka lebih menyenangkan.[1]
Internalisasi Budaya Kerja 5R merupakan salah satu perhatian Direktur Jendral Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Republik Indonesia. Hal ini dapat dilhat dari Surat Dirjen Badilag nomor 0618/DJA/PS.00/II/2019 tentang Hasil Inspeksi Mendadak yang salah satu temuannya mengharapkan optimalisasi peaksanaan 5R dan 3S oleh seluruh aparatur pengadilan.
Panitera Pengganti sebagai salah satu aparatur pengadilan dalam kaitannya dengan persiapan persidangan bertanggung jawab atas kesiapan ruang sidang dan berkas perkara. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Panitera Pengganti diharapkan memperhatikan surat Dirjen Badilag tersebut dan dapat melaksanakan tanggungjawab tersebut dengan menerapkan Budaya kerja 5R.
Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang diteliti pada paper ini adalah sebagai berikut:
5R adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang dikenal dengan 5S yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh.Penamaannya berbeda-beda, Di Jepang menggunakan istilah 5S, sedangkan di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C.[2]
Ragam Penggunaan Istilah 5R
Menurut Takashi Osada manajemen 5Radalah prinsip manajemen yang merupakanbarometer yang dapat menunjukan bagaimanaperusahaan dikelola dan merupakantolak ukur bagaimana partisipasi para pekerjasecara total. Manajemen 5R merupakanprototype program partisipasi totalitaspekerja dan perusahaan. Takashi osada jugamengaskan bahwa manajemen 5R adalahmanajemen yang beroperasi dalam prinsipperbuatan lebih meyakinkan dari pada hanyakata-kata.[3]
Meskipun pengendalian mutu terpadu merupakan dasar, namun langkahpertama dalam manajemen adalah gerakan 5R. Hiranobahkan berpendapat bahwa sebelum menerapkan konsep-konsep seperti Just in Time, Total Productive Maintenance, Total Quality Management, ISO 9000, Quality Control Circle dan lain-lain, maka sebaiknya ditanamkan terlebih dahulu budaya 5S.[4]
Budaya Kerja 5R terdiri dari:
Manajemen 5R merupakan konsep mendasar dalam pengelolaanlingkungan kerja. Adapun keunggulan dari manajemen 5R adalah sebagaiberikut:
Persiapan persidangan di Pengadilan Agama Purwodadi berdasarkan SOP/AP/17 merupakan tanggung jawab Panitera Pengganti. Kegiatan persiapan persidangan meliputi persiapan ruang sidang dan persiapan berkas perkara. Implementasi budaya kerja 5R dalam pelaksanaan persiapan ruang sidang dan persiapan berkas perkara.adalah sebagai berikut:
b. Meja persidangan berkain hijau dengan penataan yang benar, 1 papan nama Hakim Ketua, 2 papan nama Hakim Anggota, dan 1 papan nama Panitera Pengganti.
d. Kursidengan ketentuan sebagai berikut:
2) 1 Kursi Panitera Pengganti.
3) Kursi para Pihak disesuaikan dengan jumlah pihak.
e. Bendera dan lambang negara.
g. Kertas sumpah hakim
i. Instrumen amar putusan.
2. Persiapan berkas perkara
Pengadilan Agama Purwodadi dalam rangka pelaksanaan budaya 5R dalam persiapan persidangan telah melaksanakan upaya sebagai berikut:
Adapun kesimpulan dari pembahasan iniadalah sebagai berikut:
Hirano, Hiroyuki, Penerapan 5S di Tempat Kerja: Pendekatan Langkah-langkah Praktis (terjemahan), Jakarta: PQM Consultants, 1996.
Imai, Masaaki, Genba Kaizen: Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada Manajemen. Jakarta: Pustaka Brinaman Pressindo, 1998.
Kusmaryani, Rosita Endang, MANAJEMEN 5S DALAM KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN, Semarang: Jurnal Dinamika Pendidikan UNNES No. 2/Th. XV/September, 2008.
Osada, Takashi, Sikap Kerja 5S, Jakarta: PPM, 2011.
[1]Takashi Osada,Sikap Kerja5S,(Jakarta: PPM, 2011), hal. 1.
[2]Masaaki Imai,Genba Kaizen: Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada Manajemen. (Jakarta: Pustaka Brinaman Pressindo, 1998).
[3]Takashi Osada,Sikap Kerja5S,hal. 21.
[4] Hiroyuki Hirano, Penerapan 5S di Tempat Kerja: Pendekatan Langkah-langkah Praktis(terjemahan), (Jakarta: PQM Consultants, 1996), hal. 9.
[5]Takashi Osada,Sikap Kerja5S, hal. 24.
[6]Takashi Osada,Sikap Kerja 5S, hal. 25.
[7]Takashi Osada,Sikap Kerja 5S, hal. 27.
[8]Takashi Osada,Sikap Kerja 5S, hal. 29.
[9]Takashi Osada,Sikap Kerja 5S, hal. 27.
[10]Rosita Endang Kusmaryani, MANAJEMEN 5S DALAM KINERJA LEMBAGA PENDIDIKAN, (Semarang: Jurnal Dinamika Pendidikan UNNES No. 2/Th. XV/September, 2008), hal. 7.
Penerapan 5R sangat penting di setiap perusahaan atau kantor. Standar 5R dapat menjadi fondasi penting dan krusial dalam menentukan sehat dan produktifnya suatu perusahaan. 5R yang menjadi dasar sistem lean management sehingga harus diperhatikan.
5R merupakan metode penataan wilayah secara intensif untuk wilayah kerja. Jepang menjadi asal dari 5R ini dan konsep ini lebih sering diaplikasikan dalam bidang industri. Berikut ini pembahasan lebih jelasnya seputar 5R tersebut.
Salah satunya adalah ringkas, ringkas yang dimaksud berarti tindakan yang menentukan barang-barang tertentu yang diperlukan. Ringkas juga mencakup barang mana saja yang perlu tidak boleh ada di area kerja. Dengan tindakan ringkas, maka bisa membantu para pekerja lebih bijak lagi menyimpan barang penting yang diperlukan.
Pada akhirnya barang yang kurang terlalu penting tidak memenuhi area kerja. Untuk membedakan mana barang yang tidak/ kurang berguna dan yang berguna, pertimbangkan beberapa poin berikut:
Lewat beberapa pertanyaan di atas, maka keputusan nantinya dapat lebih mudah disimpulkan. Jika memang barang tersebut lebih dianggap kurang atau bahkan tidak berguna, lebih baik singkirkan. Kalau sebaliknya yaitu pada dasarnya bermanfaat, maka harus tetap disimpan.
Jika setelah ditentukan, ada beberapa barang yang termasuk tidak berguna, maka beberapa langkah bisa Anda pilih untuk dilakukan. Berikut beberapa langkah-langkah yang dimaksud:
Ringkas memiliki beberapa standar, standar tersebut harus benar-benar diikuti untuk menyelaraskan konsep 5R, berikut beberapa standarnya:
Rapi berarti barang-barang disimpan di lokasi yang tepat. Jika nantinya dibutuhkan, maka bisa mudah diambil selain terlihat rapi. Perusahaan dalam bidang produksi sangat penting memperhatikan aspek satu ini. Jika lingkungan kerja tertata rapi, hambatan bisa dicegah baik itu mobilisasi pekerja maupun efisiensi proses produksi.
Jika lingkungan kerja ingin Anda jaga agar selalu rapi, perlu penerapan standar seperti berikut ini:
Jadi, setiap barang ditempel label tersendiri, bisa berbentuk huruf maupun kode angka bahkan nama. Label ini bisa memudahkan peletakan barang.
Layout digunakan agar proses menyimpan lebih mudah. Pada layout umumnya terdapat gambar ada pun informasi-informasi di dalamnya termasuk label.
Fungsi dari garis batas yaitu agar barang-barang tidak keluar dari area tertentu, hasilnya menjadi lebih rapi.
Rapi berarti harus menyusun atau sortir barang sesuai kategori tertentu. Untuk mempermudah konsep rapi ini, pertimbangkan kategori-kategori berikut:
Dalam poin satu ini, yang bisa disimpulkan adalah Anda perlu membuat perlengkapan kerja rapi berdasarkan jenisnya dan kebutuhan. Termasuk juga ditata berdasarkan seberapa intens barang terkait dipakai untuk menunjang pekerjaan.
Selanjutnya ada resik, maksud dari resik/ bersih yaitu kebersihan pada area kerja terutama terkait area penggunaan alat-alat produksi. Contohnya adalah seberapa bersih lantai area kerja, kursi kerja, maupun mesin-mesin kerja.
Kebersihan merupakan aspek penting karena dapat mencegah kemungkinan para pekerja mudah terserang penyakit. Karena berhubungan dengan kebersihan alat-alat produksi, maka pada akhirnya bisa mencegah alat tersebut mudah rusak juga. Berikut beberapa standar resik:
Poin 5R selanjutnya yaitu rawat, rawat berarti cara mempertahankan proses-proses yang sebelumnya sudah dicapai baik itu resik, rapi maupun ringkas. Kalau beberapa proses tersebut sudah disetujui dan menjadi aspek disiplin kerja, maka harus terus bisa dipertahankan dengan baik.
Untuk poin ini, karyawan-karyawan diharapkan bisa melaksanakan 5R berulang-ulang atau secara rutin agar menjadi kebiasaan. Standar-standar rawat yaitu sebagai berikut:
Lalu yang terakhir adalah rajin, untuk poin satu ini lebih berhubungan langsung dengan para karyawan yang memiliki aktivitas di perusahaan. Rajin berarti menaati aturan-aturan di tempat terkait atau sesuai regulasi, standar-standarnya yaitu sebagai berikut:
Itulah penjelasan seputar 5R yang perlu diketahui pihak-pihak perusahaan. Melakukan manajemen seperti 5R ini bukan hal yang sepele. Mengingat manajemen satu ini harus berurusan dengan sangat banyak orang, maka cukup rumit.
sumber : https://www.gardaoto.com/
Definisi dan Budaya 5R
5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) adalah sebuah konsep manajemen yang kini mulai diterapkan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Metode ini dianggap sangat efektif dalam mendukung aktivitas di lingkungan kerja.
Tidak hanya mengoptimalkan aktivitas di lingkungan kerja, budaya 5R juga meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional. Solusi McEasy membantu untuk menerapkan budaya 5R dengan solusi Fleet Management, Driver Management, Video Monitoring, dan Fuel Management bagi industri logistik dan transportasi.
Budaya 5R selaras dengan proses manajemen armada McEasy dengan cara berikut:
Ringkas atau seiri adalah langkah pertama dari budaya 5R. Ringkas merupakan suatu tindakan untuk menentukan barang yang diperlukan dengan data atau barang yang harus disingkirkan dari tempat kerja.
Tindakan ini dapat membantu pekerja untuk lebih bijak menyimpan data yang diperlukan agar tidak dipenuhi oleh data-data yang kurang berguna.
Apabila Anda masih bingung bagaimana cara membedakan data yang berguna dan tidak berguna di tempat kerja, maka Anda bisa menyimpulkannya dengan cara:
Meringkas data sangat membantu dalam menyederhanakan operasional manajemen armada. Misalnya untuk mengumpulkan data lokasi armada dengan GPS Tracker, data konsumsi bahan bakar dengan iFuel, serta mengetahui data pengemudi dan kendaraan dengan menggunakan TrackVision.
Data-data tersebut kemudian bisa didapatkan melalui platform MEP Mobile McEasy, yang secara otomatis merangkum dan mengintegrasikan semua data tersebut ke dalam satu sistem. Solusi ini memungkinkan hanya informasi yang paling relevan yang ditampilkan, sehingga prinsip pengelolaan data yang ringkas memfasilitasi pengambilan keputusan lebih cepat dan efektif.
Rapi atau seiton merupakan langkah kedua dalam menerapkan budaya 5R. Jika data-data berguna Anda sudah ditetapkan, maka sekarang saatnya merapikan dengan menyortir atau menyusun data dengan kategori tertentu. Anda bisa mempertimbangkan kategori tersebut dengan cara:
Pada langkah ini, Anda harus merapikan data sesuai dengan jenis, kebutuhan, dan seberapa sering data tersebut digunakan oleh seseorang agar pekerjaan lebih efektif.
Untuk menjaga efisiensi armada, prinsip pengaturan Seiton sangat penting. McEasy menawarkan solusi Report and Analytics di dalam satu aplikasi untuk memudahkan mengatur data berdasarkan kategori, dikemas dalam tampilan visual yang mudah dipahami. Dengan cara ini, pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan akurat, membantu perusahaan untuk tetap kompetitif dan efisien dalam pengelolaan armada mereka.
Dengan solusi McEasy, tidak hanya data yang terorganisir dengan baik, tetapi proses manajemen armada pun menjadi lebih efisien dan terintegrasi, mendukung operasional perusahaan agar tetap berjalan dengan lancar dan terukur.
Resik adalah tindakan dimana pemilik ruang bertanggung jawab atas kebersihan ruangannya. Pastikan barang-barang yang dimiliki terpelihara sehingga tidak menimbulkan kerusakan atau malfungsi.
Masalah kebersihan ini bukan hanya tanggung jawab OB semata, karena barang yang dimiliki adalah tanggung jawab masing-masing. Dengan menerapkan resik, maka Anda akan selalu memberikan hasil terbaik dalam pekerjaan.
Dalam konteks manajemen armada, McEasy turut mendukung prinsip ini dengan membantu menjaga kebersihan dan keteraturan kendaraan, memastikan semuanya dalam kondisi terbaik. Peringatan pemeliharaan terjadwal memungkinkan pemantauan kebersihan kendaraan secara berkala dan memastikan performa kendaraan baik di jalan.
Rawat adalah cara mempertahankan langkah yang telah dicapai sebelumnya yaitu ringkas, rapi dan resik. Pada tahap ini, perusahaaan telah mendisiplinkan diri untuk terus menjalankannya.
Pada langkah ini diharapkan semua karyawan di lingkungan kerja dapat melaksanakan metode 5R secara berulang hingga menjadi sebuah kebiasaan. Dengan terciptanya langkah-langkah 5R maka kinerja perusahaan juga akan dianggap baik.
Konsistensi dalam operasional armada sangat penting untuk keberhasilan dalam jangka panjang. Dengan menyediakan alat pemantauan kinerja, laporan otomatis, dan peringatan untuk ketidaksesuaian, McEasy membantu manajer armada mempertahankan keunggulan operasional.
Fitur-fitur platform McEasy memungkinkan perusahaan untuk menjaga operasional tetap optimal, mulai dari menjaga kualitas armada hingga keselamatan pengemudi sesuai dengan prinsip rawat.
Selain itu, jadwal pemeliharaan kendaraan dan pelaporan dapat diatur dengan mudah. Melakukan pemeliharaan seperti inspeksi berkala, pemantauan penggunaan bahan bakar, dan kesehatan mesin menjadi lebih mudah dan mengurangi potensi kerusakan armada.
Solusi McEasy lainnya seperti Video Monitoring dan Sensor Bahan Bakar juga mempermudah pengawasan perawatan untung mencegah adanya pencurian. Manajer armada dapat memantau area penting seperti kabin, kargo, dan blind-spot secara real-time untuk menjaga keamanan armada.
Rajin adalah langkah terakhir yang harus diterapkan oleh seluruh pekerja yang terlibat dalam program 5R. Sikap rajin bisa ditunjukan dengan cara aktif memberikan pelatihan, memberikan masukan, memberikan feedback dan lain sebagainya.
Disiplin sangat penting dalam manajemen armada untuk menjaga keselamatan dan efisiensi yang tinggi. McEasy menyediakan fitur seperti dashcam yang memantau perilaku pengemudi dan memberikan peringatan atas tindakan tidak aman di jalan dengan AI ADAS dan DMS. Teknologi ini membantu memastikan standar keselamatan selalu terpenuhi.
Melalui solusi McEasy, perusahaan dapat menanamkan sikap Rajin (Shitsuke) dengan menciptakan budaya disiplin, pelaporan rutin, dan kepatuhan terhadap SOP (Standar Operasional Prosedur). Dengan teknologi ini, perusahaan dapat mempertahankan kinerja terbaik dan keunggulan kompetitif dalam jangka panjang.
Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi, dan masing – masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri, sehingga mampu mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi di perusahaan. Namun pada kenyataannya kondisi ini sulit terjadi di setiap perusahaan. Banyak perusahaan yang seringkali mengeluh begitu sulitnya dan banyak membuang waktu hanya untuk mencari data dan atau sarana yang lupa penempatannya. Tidak hanya itu, seringkali kita kurang nyaman dengan kondisi berkas kerja yang berantakan dan tidak jarang memicu kondisi emosional kita.
Beberapa permasalahan tersebut diatas dapat kita atasi dengan melakukan penerapan program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), yang merupakan adaptasi program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan oleh banyak negara di seluruh penjuru dunia. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk melakukan penataan dan pembersihan tempat kerja yang dikembangkan dan diterapkan di Jepang.
5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan, dan dengan demikian 4 bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi, produktivitas, kualitas, dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.
Contoh Penerapan 5R di Tempat Kerja:
Penerapan 5R membutuhkan komitmen dari semua pihak. Dimulai dari manajemen yang memberikan contoh dan dukungan, hingga seluruh karyawan yang ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan kerja.
Pengertian 5R atau 5S (seiri, seiso, seiton, seiketsu, shitsuke) dalam bahasa Jepang ialah suatu cara untuk mengatur atau mengelola tempat kerja menjadi tempat kerja yang lebih baik secara berkelanjutan. Penerapan 5R bertujuan untuk mencapai tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi dalam sebuah perusahaan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Sering kali kesulitan untuk mencari dokumen atau data karena lupa penempatannya. Terkadang, dokumen yang ada juga tidak tersusun dengan rapi.
Banyak orang berpikir bahwa 5R itu hanya perlu diterapkan di perusahaan bidang manufacture saja. Padahal, 5R merupakan budaya yang harus diterapkan dimana pun Anda berada. Penerapannya cukup mudah, namun untuk menjadikan sebagai habbit atau kebiasaan itulah yang membutuhkan usaha lebih.
Berikut merupakan penjelasan umum penerapan 5R, antara lain :
Berikut merupakan manfaat dari penerapan 5R di tempat kerja :
Budaya 5R adalah Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin. Metode yang diterapkan oleh suatu lingkungan kerja agar kondisi tetap kondusif dan efisien.
Metode ini diterapkan agar menjadi kebiasaan sehingga lingkungan kerja tetap teratur. Budaya 5R juga dikenal sebagai metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Metode ini berasal dari Jepang yang diterapkan untuk manajemen dan memelihara ketertiban serta disiplin dalam lokasi kerja. Harapannya, kinerja karyawan terus meningkat dengan kebiasaan ini.
Budaya ini juga sangat berpengaruh pada untuk memanajemen armada kendaraan bisnis Anda.
Bagi Anda yang penasaran bagaimana awal mula sejarah 5R, 5R adalah slogan yang pertama kali dimulai dari Henry Ford. Beliau merupakan bapak pendiri Ford Motor, pada awal abad ke 20an. Henry Ford bertanggung jawab dalam menyempurnakan proses produksi dari Toyota Production System.
Pada saat itu, desain yang dihasilkan oleh Ford mengalami penyempurnaan dengan pengembangan LEAN Production System, yang kemudian dikenal sebagai lean manufacturing di dunia barat, dengan tujuan meningkatkan nilai produk bagi pembeli.
Kemudian, LEAN production system digunakan oleh banyak perangkat seperti Kaizen, Jidoka, Kanban, dan Poka-Yoke. Saat itu, budaya 5S sangatlah diperlukan sehingga menjadi bagian dasar dari Toyota Production System. Toyota Production System dianggap telah membantu untuk menciptakan lingkungan kerja yang bersih, disiplin dan teratur, sehingga menghasilkan produk yang bagus.
Jika lingkungan kerja tidak teratur, maka akan cenderung membuat masalah dan berdampak pada hasil produksi hingga gangguan terhadap kegiatan operasional perusahaan.
Kedua kerangka besar ini (LEAN production system dan Toyota Production System) akhirnya menerapkan metode 5S yang diperkenalkan oleh Osada dan Hiroyuki Hirano, yang hingga saat ini telah diadopsi oleh manajemen di seluruh dunia.